.jpg)
Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki banyak sekali tempat wisata, mulai dari wisata kebudayaan, wisata edukasi, wisata alam bahkan tidak sedikit desa yang menarik dikunjungi untuk turis lokal maupun interlokal. Desa wisata tersebut tersebar dibanyak tempat salah satunya di daerah Gunung Kidul atau Bumi Handayani dan yang akan kita bahas kali ini adalah Kampung Berseri Astra Kemuning mampu memajukan perekonomian wilayahnya dengan memanfaatkan potensi sekitar.
Gunungkidul merupakan daerah yang dikenal tandus, daerah yang kerap kali muncul di berita lokal karena kesulitan mendapat air bersih. Disana menjadi tempat pertama sebagai daerah paling terdampak musim kemarau, persediaan air bersih menjadi barang berharga. Tapi dibalik itu semua, Gunungkidul merupakan destinasi wisata yang sangat layak dikunjungi karena keelokan alamnya, akan membuat siapa saja takjub.
Keindahan alam itu bisa dijumpai juga di desa wisata Kemuning, merupakan salah satu dari 77 Kampung Berseri Astra yang tersebar diseluruh Nusantara. Bukan tanpa alasan Desa Kemuning ini terpilih, seleksinya pun sudah berjalan selama 3 tahun dan melalui beberapa proses yang tidak mudah. Namun, berkat kegigihan dan semangat warga sekitar Desa Kemuning ini menjadi desa yang bisa berkembang pesat.
Telaga Kemuning, Objek Wisata yang Menarik Banyak Turis
Salah satu objek wisata paling menarik di Desa ini adalah Telaga Kemuning, saat mengunjunginya pasti akan terpukau dengan keindahan telaga yang memiliki luas 1 hektar dan kedalaman 3 meter itu. Tangan langsung gatal ingin segera mengeluarkan smartphone atau kamera untuk mengabadikannya dalam sebuah foto.
Keindahan Telaga Kemuning sendiri tidak terlepas dari usaha warga sekitar yang menjaganya sepenuh hati, semenjak menjadi Kampung Berseri Astra 2016 lalu desa ini telah melalui banyak perbaikan. Termasuk Telaga Kemuning yang sebelumnya dikenal angker. Progres untuk menjadikan desa ini semakin berkembang secara perekonomiannya juga dapat dilihat dari bangunan-bangunan yang mulai tersedia seperti Pendopo yang dimanfaatkan warga sekitar untuk melakukan pertemuan.
Lokasi Desa Kemuning ini berjarak sekitar 27 km dari pusat Kota Jogja, waktu yang ditempuh kurang lebih 1 jam. Menemukan lokasinya itu lumayan sulit, karena kabarnya Desa Kemuning ini dulunya sempat dijadikan tempat persembunyian seorang abdi Kraton dari kejaran tentara Belanda. Pantas saja ya harus muter-muter dulu sampai kemudian menemukan Desa Kemuning ini.
Saat itu sang abdi Kraton yang diketahui bernama Sarijan, sudah menetap serta bercocok tanam disana. Kemudian muncullah keinginan mengajak anak istrinya untuk bermukim bersama. Akan tetapi sebelum rencananya direalisasikan Belanda sudah mengetahui lebih dulu. Sampai akhirnya Sarijan berdo’a serta berserah diri, dan tumbuhlah beberapa pohon Kemuning. Pada saat Belanda sudah mulai menemukan posisi Sarijan, mereka hanya menemukan hutan yang ditumbuhi banyak pepohonan.
Keindahan Telaga Kemuning sendiri tidak terlepas dari usaha warga sekitar yang menjaganya sepenuh hati, semenjak menjadi Kampung Berseri Astra 2016 lalu desa ini telah melalui banyak perbaikan. Termasuk Telaga Kemuning yang sebelumnya dikenal angker. Progres untuk menjadikan desa ini semakin berkembang secara perekonomiannya juga dapat dilihat dari bangunan-bangunan yang mulai tersedia seperti Pendopo yang dimanfaatkan warga sekitar untuk melakukan pertemuan.
Lokasi Desa Kemuning ini berjarak sekitar 27 km dari pusat Kota Jogja, waktu yang ditempuh kurang lebih 1 jam. Menemukan lokasinya itu lumayan sulit, karena kabarnya Desa Kemuning ini dulunya sempat dijadikan tempat persembunyian seorang abdi Kraton dari kejaran tentara Belanda. Pantas saja ya harus muter-muter dulu sampai kemudian menemukan Desa Kemuning ini.
Saat itu sang abdi Kraton yang diketahui bernama Sarijan, sudah menetap serta bercocok tanam disana. Kemudian muncullah keinginan mengajak anak istrinya untuk bermukim bersama. Akan tetapi sebelum rencananya direalisasikan Belanda sudah mengetahui lebih dulu. Sampai akhirnya Sarijan berdo’a serta berserah diri, dan tumbuhlah beberapa pohon Kemuning. Pada saat Belanda sudah mulai menemukan posisi Sarijan, mereka hanya menemukan hutan yang ditumbuhi banyak pepohonan.
Dan itulah asal usul terbentuknya Desa Kemuning yang terjadi pada sekitar tahun 1755. Akan tetapi meski lokasi Desa Kemuning ini tersembunyi oleh pepohonan jati tidak menjadikan warganya merasa putus asa. Justru hal itu mereka manfaatkan sebagai keunikan yang dimiliki oleh wilayah mereka.
Posting Komentar
Posting Komentar